RENUNGAN

INDRA MATA PADA JASAD KITA HANYA MELIHAT SEGALA SESUATU APA ADANYA, IA HANYA MAMPU MELIHAT, TIDAK LEBIH. TETAPI MATA HATI MELIHAT DENGAN CARANYA SENDIRI,CARA YANG SANGAT BERBEDA, IA BERSUMBER DARI "MATA TUHAN", YAITU PENGLIHATAN YANG DICIPTAKAN DARI NUR ILAHI,SANG MAHA CAHAYA YANG MEMBERIKAN KILAUNYA DALAM HATI MANUSIA

Arsip Blog

Rabu, 12 Mei 2010

MEDIA PEMBELAJARAN

KATA PENGANTAR




Syukur alhamdulillahirhabbil’alamin penulis ucapkan atas selesainya pembuatan makalah mengenai “ media pembelajaran” ini tepat pada waktunya.

Perlu kita ketahui bersama bahwa dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan yang namanya media. Yang secara harpiah bisa diartikan sebagai perantara. Karena dengan media pembelajarn dapat menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya media pembelajaran maka bisa ditentukan bahwa proses belajar mengajar akan terhambat,

Selain pemenuhan tugas, hal inilah yang mendorong saya sebagai penulis untuk menulis makalah tentang media pembelajaran ini. Di dalam makalah ini akan dijelaskan pengertian, manfaat dan ciri-ciri media pembelajaran.

Harapan saya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya khususnya, dan umumnya bagi para pembaca. Namun penulis yakin masih banyak kekurangan yang ada di dalam makalah ini oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan tulisan tulisan selanjutnya.











Mataram, April 2010





Penulis













DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 2

C. Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Pengertian media 3

B. Landasan Teoritis Penggunaan Media 4

C. Ciri-Ciri Media Pengajaran/pembelajaran 5

D. Fungsi dan Manpaat Media 6

E. Contoh-Contoh Media 9

BAB III PENUTUP 10

A. KESIMPULAN 10

B. SARAN 10

Daftar Pustaka

BAB I


PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikapnya.

Agar tujuan pendidikan itu bisa tercapai, maka perlu diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan program pendidikan itu. Dari sekian faktor penunjang keberhasilan tujuan pendidikan, kesuksesan dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat dominan. Sebab di dalam proses pembelajaran itulah terjadinya internalisasi nilai-nilai dan pewarisan budaya maupun norma-norma secara langsung. Karena itu kegiatan belajar mengajar merupakan “ujung tombak” untuk tercapainya pewarisan nilai-nilai di atas. Untuk itu perlu sekali dalam proses pembelajaran itu diciptakan suasana yang kondusif, agar peserta didik benar-benar tertarik dan ikut aktif dalam proses itu.

Dengan adanya media maka tradisi lisan dan tulisan dalam proses pembelajaran dapat diperkaya dengan berbagai alat/media pengajaran/pembelajaran. Dengan tersedianya media pengajaran/pembelajaran, guru dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran/pembelajaran yang akan ia pakai dalam situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara murid-muridnya. Bahkan alat/media pengajaran/pembelajaran ini selanjutnya membantu guru “membawa” dunia ke dalam kelas. Dengan demikian ide yang abstrak dan asing (remote) sifatnya menjadi konkrit dan mudah dimengerti oleh murid. Bila alat/media dapat difungsikan secara tepat, maka murid akan banyak terlibat dalam proses pembelajaran.

Dewasa ini media dan sumber belajar dapat ditemukan dengan mudah. Sawah percobaan, kebun binatang, kebun bibit perpustakaan umum, radio, televisi dapat ditemukan di dekat ka,pus ataupun sekolah. Di samping itu buku pelajaran, buku bacaan dan laboratorium sekolah juga tersedia semakin baik. Guru berperan penting dalam memanfaatkan media dan sumber belajar tersebut. Beberapa pertimbangan dalam pemanfaatan media dan sumber belajar tersebut adalah sebagai berikut:

1. Apakah media dan sumber belajar tersebut dapat bermanfaat untuk mencapai sasaran belajar? Jika ya, maka guru perlu menghubungi pemilik media atau yang bertanggung jawab atas media tersebut.

2. Apakah media yang akan digunakan, berkaitan dengan pokok bahasan atau materi yang akan disampaikan?

Secara singkat dapat ditemukan bahwa guru dapat membuat program pembelajaran dengan memanfaatkan media dan sumber belajar di luar sekolah, pe,anfaatan tersebut bermaksud meningkatkan kegiatan belajar, sehingga mutu hasil belajar semakin meningkat.



B. TUJUAN

Selain sebagai pemenuhan tugas mata kuliah media dan laboratorium, makalah ini juga dibuat dengan tujuan agar bisa sebagai reprensi para pembaca dan bisa menjadi media pembelajaran berikutnya.



C. MANFAAT

Manfaat yang bisa diambil dari pembuatan makalah ini adalah memberikan keterampilan dan menjadi bahan bacaan yang sangat berguna khususnya penulis.











BAB II

PEMBAHASAN



A. Pengertian Media"" Pengajaran/pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran. Gagne mengartikan media sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Heinich, Molenda, Russel (1996:8) menyatakan bahwa : “A medium (plural media) is a channel of communication, example include film, television, diagram, printed materials, computers, and instructors. (Media adalah saluran komunikasi termasuk film, televisi, diagram, materi tercetak, komputer, dan instruktur). AECT (Assosiation of Education and Communication Technology, 1977), memberikan batasan media sebagai segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. NEA (National Education Assosiation) memberikan batasan media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak, audio visual, serta peralatanya.

Dari berbagai batsan di atas dapat dirumuskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk meyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Media yang dipergunakan dalam mengajar disebut juga dengan media pengajaran/pembelajaran. Karena pengajaran/pembelajaran bagian dari kegiatan pembelajaran maka media pengajaran/pembelajaran sering disebut juga dengan media pembelajaran. Menurut Tim LPM DKI Jakarta: media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar.

Dengan demikian media pengajaran/pembelajaran adalah alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan pesan-pesan pengajaran/pembelajaran dari sumber belajar yaitu guru kepada peserta didik yaitu siswa agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Sedangkan Rusyan berkesimpulan mengenai media dalam pendidikan adalah:

a. Media adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga tujuan proses belajar mengajar dapat tercapai dengan sempurna.

b. Media berperan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga peserta didik tidak bosan dalam meraih tujuan belajar.

B. Landasan Teoritis Penggunaan Media Pengajaran/pembelajaran

Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan prilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner, ada tiga tingkatan pertama modus belajar, yaitu: pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (simbolic).

Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata simpul dipahami dengan langsung membuat simpul. pada tingkat kedua yaitu iconic (gambar/image), kata simpul dipelajari dari gambar, lukisan, photo, atau film. Meskipun siswa belum pernah membuat simpul mereka dapat mempelajari dari gambar lukisan, photo atau film tersebut. Kemudian yang ketiga pada tingkatan simbol (membaca/mendengar) kata simpul dan mecoba mencocokkannya denga simpul pada image mental atau mecocokkannya dengan pengalamannya membuat simpul. Ketiga tingkatan pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman (pengetahuan, keterampilan atau sikap) yang baru.

Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s cone of experience (kerucut pengalam Dale). Kerucut ini merupakan elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang dikemukakan oleh Brunner sebagai mana dijelaskan sebelumnya. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (kongkrit), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin ke atas di puncak kerucut semakin abstrak media penyampaian pesan itu.

C. Ciri-Ciri Media Pengajaran/pembelajaran

Ciri-ciri khusus media pembelajaran berbeda menurut tujuan dan pengelompokanya. Ciri-ciri media dapat di lihat menurut kemampuanya membangkitkan rangsangan pada indera penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Maka ciri-ciri umum media pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamati melalui panca indera. Di samping itu ciri-ciri media juga dapat dilihat menurut harganya, lingkup sasaranya, dan kontrol oleh pemakai.

Tiap-tiap media mempunyai karakteristik yang perlu dipahami oleh pemakainya. Dalam memilih media, orang perlu memperhatikan tiga hal, yaitu :

1. Kejelasan maksud dan tujuan pemelihian tersebut

2. Sifat dan ciri-ciri media yang akan dipilih

3. Adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan karena pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan akan adanya alternatif-alternatif pemecahan yang dituntut oleh tujuan.

Gerlach & Ely mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu atau kurang efisien melakukannya.

a. Ciri fiksatif (fiksative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan merekontruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan di susun kembali dengan media seperti fotografi, pidio tape, audio tape, disket computer, dan film. Suatu objek yang telah dimbil gambarnya (direkam) dengan kamera atau pideo kamera dengan mudah dapat di reproduksi kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada suatu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

b. Ciri manipulatif (manipulative property)

Transpormasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotograpi tersebut. Disamping dapat dipercepat suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya proses loncat galah atau reaksi kimia dapat diamati melalui bantuan kemampuan manipulatif dari media.

D. Fungsi dan Manpaat Media Pengajaran/pembelajaran

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran/pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar akan mempengaruhi jenis media pengajaran/pembelajaran yang sesuai meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran/pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa menguasi setelah pengajaran/pembelajaran berlangsung, dan kontek pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran/pembelajaran adalah sebagai alat Bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Terdapat pendapat beberapa ahli pendidikan mengenai manpaat atau kegunaan dari media pengajaran/pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Yusup Hadi Miarso dkk, menyatakan bahwa media pengajaran/pembelajaran itu mempunyai nilai-nilai praktis yang berupa kemempuan antara lain:

1. Membuat konkrit konsep yang abstrak

2. Membawa objek yang sukar di dapat ke dalam lingkungan belajar siswa.

3. Menampilkan objek yang terlalu besar

4. Menampilkan objek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang

5. Mengamati gerakan yang terlalu cepat.

6. Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa.

7. Membangkitkan motivasi belajar, dan

8. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpang menurut kebutuhan.

Sementara itu Abu Bakar Muhammad juga berpendapat bahwa kegunaan media pengajaran/pembelajaran antara lain:

1. Mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang sulit.

2. Mampu mempermudah pemahaman, dan menjadikan pelajaran lebih hidup dan menarik.

3. Merangsang anak untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan menelaah (belajar) dan menimbulkan kemauan keras untuk mempelajari sesuatu.

4. Membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat, memperhatikan dan memikirkan suatu pelajaran, dan

5. Menimbulkan kekuatan perhatian (ingatan) mempertajam, indera, melatihnya, memperhalus perasaan dan cepat belajar.

Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran/pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran/pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran/pembelajaran akan sangat membantu keepektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Levie dan Lentz mengemukakan empat fungsi media pengajaran/pembelajaran khususnya media visual, yaitu:



a. Fungsi atensi

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pengajaran/pembelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Khususnya gambar yang diproyeksikan melalui over head projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.

b. Fungsi Afektif.

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

c. Fungsi Kognitif

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

d. Fungsi Kompensatoris

Fungsi kompenstoris media pengajaran/pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan kontek untuk memahami tek membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam tek dan mengingatnya kembali. Dengan demikian, media pengajaran/pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan tek atau disajikan secara verbal.







E. CONTOH MEDIA PEMBELAJARAN

1. OHP (Overhad Projector)

OHP (Overhad Projector) merupakan suatu media yang dapat digunakan untuk memproyeksikan suatu objek melalui bahan transparan atau bening. Kemudian dengan kombinasi OHP dapat digunakan untuk memproyeksikan tidak hanya bahan transparansi, tetapi juga dapat digunakan untuk memproyeksikan bahan cetakan, objek 3 dimensi, dan sumber tampilan yang berasal dari komputer.

Sebuah OHP minimal akan dilengkapi tombol/panel untuk menghidupkan, mematikan, dan mengatur fokus. Selain itu OHP memiliki komponen pokok di antaranya adalah lensa kondensor, reflektor, lensa proyektor, landasan kaca, dan cermin. Sedangkan yang lain disebut komponen pendukung.

OHP sangat bermanfaat dalam penggunaannya sebagai media pembelajaran, sebab OHP bisa digunakan para guru atau para dosen untuk menyampaikan materi-materi yang dibuat dengan slide-slide.

2. Papan tulis

Dengan keyakinan tersendiri, saya menyebutkan bahwa tanpa adanya papan tulis didalam kelas maka proses belajar mengajar aakn tidak lancar, sebab seorang guru atau dosen akan menemukan kesulitan dalam menyampaikan materi kepada anak didiknya, kemudian dari siswa juga akn mengalami kesulitanm menerima materi yang disampaikan oleh gurunya,

















BAB III

PENUTUP



A. KESIMPULAN

Sebagai penutup dari tulisan ini penulis memberikan beberapa kesimpulan bahwa:

1. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar.

2. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Media yang dipergunakan dalam mengajar disebut juga dengan media pengajaran/pembelajaran.

3. Media pengajaran/pembelajaran adalah alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan pesan-pesan pengajaran/pembelajaran dari sumber belajar yaitu guru kepada peserta didik yaitu siswa agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

4. Ada dua alasan penggunaan media pengajara. pertama, belajar merupakan perubahan perilaku. Kedua, belajar merupakan proses komunikasi.

5. Tiap-tiap media mempunyai karakteristik yang perlu dipahami oleh pemakainya. Dalam memilih media, orang perlu memperhatikan tiga hal, yaitu : kejelasan, sifat dan lain-lain.

6. contoh comtoh medi yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar yaitu: papan tulis, OHP, komputer, Internet dan lain-lain.



B. SARAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar