LAPORAN PRAKTIKUM
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
OLEH
RAHMAT WIJAYA
NIM : 08.241.196
FISIKA II D
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FPMIPA)
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(IKIP) M ATARAM
2009
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM PENGETAHUAN LINGKUNGAN
DIBUAT UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT
MENGIKUTI UJIAN AKHIR PRAKTIKUM
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
DISAHKAN DI MATARAM, 16 MEI 2009
NAMA TANDA TANGAN
SULIAN HADI, S.pd ( Dosen pembina mata kuliah) (...........................................)
ANTON SANTOSON ( Co. Ass praktikum pengetahuan lingkungan) (...........................................)
L. ARI ANGGARA ( Coo. Ass kelas II d) (...........................................)
MENGESAHKAN KEPALA LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
IKIP (MATARAM)
20009
HUNAEPI, S.pd
KATA PENGANTAR
Syukur Alahamdulillahirobbil’alamiin penulis panjatkan kehadirat Alloh swt yang telah melimpahkan berbagai macam nikmat-Nya kepada kita semua, terutama saya sebagai penulis sehingga saya dapat melakukan praktikum dan sampai pada akhirnya saya bisa menyelesaikan laporan peraktikum ini
Tidak banyak yang ingin saya utarakan pada bagian ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Pertama saya ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya yang sebesar-besarnya karena semangat yang selalu diberikan kepada saya dalam menuntut ilmu.
Kedua saya ucapkan terima kasih kepada bapak dosen pembimbing mata kuliah pengetahuan lingkungan yang telah membina kami.
Ketiga kami mengucapkan terima kasih kepada para Co. Assisten pengetahuan lingkungan yang membimbimbing kami dalam melakukan praktikum sampai pada penyusunan laporan.
Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa khususnya teman-teman dari kelas II D Fisika IKIP Mataram yang telah memberikan saya masukan dalam penyusunan laporan ini.
Saya meyakini bahwa manusia itu tidak luput dari kesalahan. Begitu juga dengan saya, dalam laporan ini masih banyak kesalahan maupun kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian. Akhirnya, saya berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Mataram, Mei 2009
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Tujuan umum 2
C. Manfaat praktikum 2
D. Pelaksanaan
1. Hari/tanggal 2
2. Tempat 2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Acara I (Populasi Dekomposer) 3
B. Acara II (Ekosistem kolam Dan Ekosistem sawah) 4
C. Acara III ( Vegetasi pinggir pantai) 4
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Jenis praktikum 5
B. Instrument 5
1. Alat 5
2. Bahan 5
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan 6
1. Acara I 6
2. Acara II 10
3. Acara III 13
B. Pembahasan
1. Acara I 17
2. Acara II 17
3. Acara III 18
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 19
B. Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN-LAMPIRAN 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ilmu pengetahuan lingkungan merupakan titik pertemuan antara ilmu murni dan ilmu terapan. Dan biasanya dinyatakan ilmu sebenarnya adalah ekologi ( ilmu murni) yang mempelajari pengaruk faktor lingkungan terhadap jasad hidup. Yang menetapkan berbagai asas dan konsep pada masalah yang lebih luas, yang menyangkut pula hubungan manusia dan lingkungannya. Dalam ilmu lingkungan terlihat perbedaan antara ilmu murni dan ilmu terapan.
Ilmu lingkungan sangat penting untuk mendasari pengetahuan para penuntut ilmu, disamping menyajikan berbagai asa dan konsep umum yang dapat digunakan oleh berbagai macam ilmu secara menyeluruh, ilmu juga dapat menjadi wadah bagi pendekatan interdisiplin ilmu dalam mengatasi lingkungan hidup manusia khususnya, organisme hidup umumnya.
Ilmu lingkungan juga mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari hubungan antra jasad hidup ( termasuk manusia ) dengan lingkungannya dalam berbagai disiplin ilmu seperti sosiologi, epidemiologi, kesehatan masyarakat, planolgi, geografi, ekonomi, hidrologi dan lain sebagainya.
Dengan demikan ilmu lingkungan sangat penting untuk kita pelajari karena berkaitan dengan tempat tinggal kita.
Pengadaan pengamatan praktikum bertujuan untuk membuktikan kebenaran dari teori –teori yang telah ditetapkan dan bisa diterima disemua kalangan. Tujuan praktikum menambah pengetahuan agar memahami dengan mendalam tentang ilmu pengetahuan lingkungan yang mencakup bebagai cabang ilmu lingkungan hidup, dalam hal ini pengetahuan lingkungan kita akan diasah sampai manakah teori yang telah disampaikan oleh dosen mata kuliah.
Pertama tentang populasi dekomposer yaitu bertujuan untuk mengetahui populasi dekomposer yang membantu proses pelapukan di dalm tanah. Dan populasi dekomposer ditentukan oleh empat tiggal atau lingkungan hidupnya.
Kedua tentang ekosistem kolam dan ekosiste sawah, bertujuan untuk mengenali komponen-komponen yang terdapat di ekosistem kolam dan ekosistem sawah serta kedudukannya dalam ekosistem tersebut.
Ketiga mengenai vegetasi di pinggir pantai, bertujuan untu mengenal jenis-jenis tumbuhan-tumbuhan yang ada di pinggir pantai sehingga kita bisa membandingkan bagaimana daerah (ekosistem pantai) dengan daerah yang lainnya.
B. Tujuan Umum
Disetiap pekerjaan pasti ada tujuan, seperti melakukan praktikum pengetahuan lingkungan ini. Sudah pasti memiliki tujuan yang salah satunya adalah untuk membuktikan teoriteori yang ada pada mata kuliah pengetahuan lingkungan. Sehingga kita belajar tidak hanya sekedar teori namun perlu pembuktian secara langsung atau terjun ke lapangan ( praktikum). Tujuan peraktikum yang lain adalah untuk menyelesaikan salah satu SKS yang ada pada mata kuliah pengetahuan Lingkungan yang wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa yang mengambil mata kuliah pengetahuan lingkungan.
C. Manfaat peraktikum
Secara khususnya saya dan secara umumnya seluruh mahasiswa dapata mengetahui bagaimana makhluk hidup itu berinteraksi dengan makhluk hidup yang lain dan dengan lingkungannya.
D. Pelaksanaan
1. Hari / tanggal : Minggu, 10 Mei 2009
2. Tempat : Pantai Induk Desa Kebun Ayu Kecamatan Gerung, Kabupaten
Lombok Barat
BAB II
KAJIAN TEORI
A.Kajian teori acara I ( Populasi Dekomposer)
Dalam suatu ekosistem terjadi suatu siklus kehidupan dan kematian. Organisme yang disebut pengurai (Dekomposer) yaitu bakteri, jamur, dan mikroorganisme lainnya bertanggung jawab terhadap kesempurnaan siklus hidup dan matinya. Organisme pengurai tersebut menguraikan bahan-bahan organic yang dapat digunakan oleh organisme produsen, tanpa hadirnya organisme pengurai maka suatu ekosistem akan dipenuhi oleh sampah, bangkai tanaman dan hewan. (Darmono, 2001: 6-7)
Decomposer atau pengurai adalah organisme yang berperan menguraikan organisme lain yang telah mati. Makhluk hidup yang berperan sebagai pengurai diantaranya:
1). Mikroorganisme (Jasad Renik)
Adalah makhluk hidup (organisme yang berukuran mikroskopis (sangat kecil)tidak dapat dilihat oleh mata. Sehingga untuk melihatnya diperlukan alat yang disebut mikroskop. Contohnya: bakteri, algae unicellular (alga satu sel), Fungi unicellular (jamr satu sel).
2). Makroorganisme
Adalah makhluk hidup yang berukuran lebih besar dari mikroorganisme dan dapat dilihat oleh mata biasa. Contohnya: Larva, Serangga, Cacing, Kumbang, dan fung multicelluler. ( Seto wardono : 10-11).
Kepadatan populasi cacing tanah sangat bergantung pada factor fisika-kimia tanah dan tersedianya makanan yang cukup baginya. Pada tanah yang berbeda factor kimiatentu kepadatan populasi cacing tanahnya berbeda. Demikian juga tumbuhan pada suatu daerah sangat menentukanjenis cacing tumbuh dan kepadatan populasi di daerah tesebut. Tersedianya makanan yang sangat menentukan pertumbuhan populasi cacing tanah sebagai hewan yang ikut beperan dalamdalam proses dekomposisi mamakan sisa-sisa tanaman, sedangkan bagian yang tidak terserap dikeluarkan berupa material yang lumat. ( Nurdin,2003 : 13 dan 134)
B. Kajian teori acara II ( Ekosistem Kolam dan Ekosistem Sawah)
Lingkungan air tawar terbentuk oleh ekosistem air yang mengalir dan tidak mengalir. Maksudnya dari ekosisitem berair tenang ( aquanti) adalah air yang membentuk ekosistem, ini tidak mengalami pergerakan yang berarti atau tidak ada aliran air. Di dalam aie tawar juga terdapat siklus energi yang berlangsung melalui rantai makanan dan jaringan makanan. ( seto wardono 2005 : 36-37).
Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar alam ekologi, menginat bahwa di dalamnya tercakup organisme dan lingkungan abiotik yang satu terhadap yang lainnya saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan benda nyata dan mempunyai ukuran yang beraneka bergantung pada tingkat organisasiny, dari segi penyusunannya ekosistem mempunyai empat komponen yaitu:
1. Komponen abiotik yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah,air, udara, sinar matahari dan sebagainya yang merupakan medium atau substratnya untuk berlangsungnya kehidupan.
2. produsen yaitu organisme yang autotrofik yang umumnya tumbuhan berklorofil, yang mensintesis makanan dari bahan organic yang sederhana .
3. konsumen yaitu organisme heterotrof misalnya hewan dan menusia yang memekan organisme lainnya.
4. pengurai, perombak atau dekomposer yaitu organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati ( bahan organic kompleks) menyerap sebagia hasil penguraian tersebut dan melepas bahan-bahan yang sederhana dan dapat dipakai oleh produsen. Bakteri an jamur termasuk dalam kelompok ini. (Soedjirman 1993 : 7-8 )
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Praktikum
Dalam praktikum ini kami menggunakan metode explorasi yaitu kami mengambil data dengan cara penelitian secara langsung atau terjun kelapangan, dengan bantuan dari segala pihak.
B. Instrumen
Acara I
1. Alat 2. Bahan
- Pinset - Formalin
- Penggaris - Kalium pemangat / air sabun
- Sapu lidi
- Alat tulis menulis
- Ember
- Cangkul
- Kantong plastik
- Alat timbang
- Tali plastic
-
Acara II
1. Alat
- Lokasi koam atau sawah
- Kantong plastik
- alat tulis menulis
Acara III
1. Alat
- Meteran - Patok
- Kantong plastic - Gunting
- Tali raffia
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Acara I ( Populasi Dekomposer )
Plot 1
N
O PARAMETER RATA
RATA
CACING CACING CACING CACING CACING
1 2 3 4 5
1 Panjang 3 cm 1
2 Berat basah 0,01 g 0,q1
3 Berat kering 0,05 g 0,05
4 Warna HM
Total cacing 1
Plot 2
N
O PARAMETER RATA
RATA
CACING CACING CACING CACING CACING
1 2 3 4 5
1 Panjang 8 cm 4 cm 6
2 Berat basah 0,025 g 0,01 g 0,0175
3 Berat kering 0,02 g 0,01 g 1,015
4 Warna 0,02 g 0,01 g
Total cacing 2
Plot 3
N
O PARAMETER RATA
RATA
CACING CACING CACING CACING CACING
1 2 3 4 5
1 Panjang 3 3
2 Berat basah 0,01 g 0,01
3 Berat kering 0,05 g 0,05
4 Warna M
Total cacing 1
Plot 4
N
O PARAMETER RATA
RATA
CACING CACING CACING CACING CACING
1 2 3 4 5
1 Panjang 9 cm 10 cm 7 cm 4 cm 8 cm 7,6
2 Berat basah 0,03 g 0,025 g 0,05 g 0,015 g 0,015 g 0,026
3 Berat kering 0,03 g 0,025 g 0,05 g 0,015 g 0,015 g 0,027
4 Warna HP HP HP HM HM
Total cacing 5
Plot 5
N
O PARAMETER RATA
RATA
CACING CACING CACING CACING CACING
1 2 3 4 5
1 Panjang 10 CM 8 CM 5 CM 7,7
2 Berat basah 0,025 g 0,025 g 0,025 g 0,018
3 Berat kering 0,02 g 0,025 g 0,02 g 0,022
4 Warna HP HP HM
Total cacing 3
Plot 6
N
O PARAMETER RATA
RATA
CACING CACING CACING CACING CACING
1 2 3 4 5
1 Panjang -
2 Berat basah -
3 Berat kering -
4 Warna -
Total cacing 0
Plot 7
N
O PARAMETER RATA
RATA
CACING CACING CACING CACING CACING
1 2 3 4 5
1 Panjang 6 CM 8 CM 7
2 Berat basah 0,02 g 0,025 g 0,023
3 Berat kering 0,015 g 0,02 g 0,018
4 Warna HM HP
Total cacing 2
Plot 8
N
O PARAMETER RATA
RATA
CACING CACING CACING CACING CACING
1 2 3 4 5
1 Panjang 5 cm 8 cm 5 cm 11 cm 3 cm
2 Berat basah 0,015 g 0,015 g 0,02 g 0,05 g 0,01 g
3 Berat kering 0,01 g 0,01 g 0,015 g 0,01 g 0,01 g
4 Warna HP HM HP HP HM
Total cacing 5
Plot 9
N
O PARAMETER RATA
RATA
CACING CACING CACING CACING CACING
1 2 3 4 5
1 Panjang3 3 cm 4 cm 3,5
2 Berat basah 0,01 g 0,015 g 0.0125
3 Berat kering 0,05 g 0,01 g 0,03
4 Warna HM HM
Total cacing 2
Plot 10
N
O PARAMETER RATA
RATA
CACING CACING CACING CACING CACING
1 2 3 4 5
1 Panjang 4 cm 4
2 Berat basah 0,02 g 0,02
3 Berat kering 0,02 g 0,02
4 Warna HP
Total cacing 1
Analisis acara I
HM = 10
HP = 10
M = 10
∑n = 22
DHM = Dr HM =
DHP = Dr HP =
DM = Dr M =
2 Acara II ( ekosistem kolam dan ekosistem sawah)
Table pengamatan
KOMPONEN YG DIAMATI NO NAMA-NAMA KOMPO-NEN JML SUM-BER ENERGI
POPU-LASI INDI-VIDU PRE-DATOR PARASIT SIMBION KO-LONI SOLITER
BIOTIK 1 Pete ∞ √ √
2 Mangga 5 √ √
3 Rumput teki ∞ √ √
4 Putri malu ∞ √ √
5 Asam
1 √
6 Kelapa
∞ √
7 Sirsak
1 √
8 Semut
∞ √ √ √
9 Belalang
∞ √
10 Capung
3 √
11 Ilalang
∞ √ √
12 Padi
∞ √ √
13 Nyamuk
∞ √
14 Nangka
1 √
15 Meng-
Kudu 1 √
16 Katuk
1 √
17 Pisang
4 √ √
18 Ke- tapang
5 √
19 Kupu-
Kupu 3 √ √
20 Kembang
sepatu 16 √ √
21 Jagung
∞ √ √
22 Ubi
Kayu 2 √
23 Siput
3 √
24 Kodok
1 √ √
25 Ular
1 √ √
26 Ikan
1 √
Tabel II Pengamatan Ekosistem Kolam
Komponen yg diamati No Nama-Nama Komponen Jml Ket
ABIOTIK 1 Air ~
2 Batu ~
3 Udara ~
4 Cahaya ~
5 Tanah ~
6 Kerikil ~
7
8
9
10
11
12
3 Aacar III ( Vegetasi Pinggir pantai)
Tabel Tabulasi Vegetasi Pinggir Pantai
Name of Spesies Plot Summary
1 2 3 4 5
Spinivex sp - 29 24 29 33 115
Ipomea digitata 1 4 5
Tridax sproncumben 4 4
Spesies A 5 5
Agerantum consoides 22 22
JUMLAH - 29 24 30 68 151
1. Densitas (D)
D = ∑ * Densitas relatif
DA = Dr A =
DB = Dr B =
DC = Dr C =
DD = Dr D =
DE = Dr E =
2. FREKWENSI
F = Fr =
FA = Fr A =
FB = FrB =
FC = FRc =
FD = FrD =
FE = FrE =
3. DOMINAN (D’)
D’ = D’r =
D’A = D’Ra =
D’B = D’rB =
D’C = D’rC =
D’D = D’rD =
D’E = D’rE =
4. NILAI PENTING (M)
M = DR + FR + D’R
MA = 76% + 77,07% + 49% = 202,07%
MB = 3,3% + 3,04% + 6% = 12,34%
MC = 2,6% + 2,6% + 6% = 11,2%
MD = 3,3% + 3,04% + 7% = 13,34%
ME = 14,5% + 14,2% + 32% = 60,7%
∑M = 202,07% + 12,34% + 11,2% + 13,34% + 60,7% = 299,65%
5. INDEX KEBERAGAMAN
H =
HA =
HB =
HC =
HD =
HE =
B. Pembahasan
1. Acara I (populasi dekomposer)
Cacing merupakan salah satu dekomposer makroorganisme yang mampu menguraikan sampah-sampah dan sisa-sisa mkhluk hidup yang ada pada lingkungan hidupnya. Dan sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa cacing yang berbeda habitatnya akan berdampak pada kepadatan populasi cacing. Cacing di tempat kering populasi cacingnya sangat kurang. Berbeda dengan tanah yang lembab, Populasi cacing tanah lebih banyak bila dbandingkan dengan di tempat yang kering. Faktor kelembaman inilah yang akan menentukan proses kehidupan cacing tanah dan populasinya.
Sedangkan cacing yang hidup ditempat kering, kita akan menemukan jumlah populasinya lebih sedikit bila dibandingkan engan populasi cacing tanah pada tempat lembab. Karena perolehan makanan kurang di tempa kering. Makanan cacing dari organisme yang telah mati dan mampu mengubahnya menjadi partikel-partikel organik, organisme yang dimaksud adalah organisme yang bersel satu. Contohnya bakteri dan jamur yang disebut juga dekomposer yang merupaka sumber makanan yang penting untuk makanan cacing dan insecta yang hidup di alam tanah ataupun air. Dengan begitu jelas cacing yang tinggal di daerah lembab lebih gemuk dari pada cacing yang hidup di daerah kering.
2.Pembahasan acara II
Dalam pengamatan ini, kami mencoba mengamati ekosisitem kolam dan ekosistem sawah yang terdiri dari komponen biotic dan abiotik. Sehingga terjadilah siklus kehidupan timbale balik antara kedua komponen ini. Adapun komponen abiotik antara lain Air, Tanah, Udara, Sinar matahari menjadi bahan organik dan anorganik dam akan dimanfaatkan oleh produsen yang terwakili oleh rumput, mangga, pohon asam, kelapa, sirsak, padi, nangka, mengkudu, katuk, pisang, ketapang, kembang sepatu, jagung, ubi dan kayu sumber kehidupan dengan bantuan cahaya matahari untuk berfotosintesis.
Selain organisme produsen, pada kolam dan sawah yang kami amati juga terdapat organisme konsumen yang terdiri dari semut,belalang, capung, nyamuk, siput, kodok, ular, dan ikan dengan adanya konsumen membuktikan bahwa pada ekosistem kolam terdapat rantai makanan dan jarring-jaring makanan begitu juga pada ekosistem sawah. Sehingga terjadilah siklus energi untuk kelangsungan hidup organisme-organisme yang terdapat pada kolam dan sawah.
Organisme-organisme yang ada pada air kolam membuktikan adanya siklus kehidupan yang bersifat kompleks dan sederhana. Setiap organisme itu saling berhubungan dan terjadinya interaksi antara produsen dan konsumen dan terakhir dimanfaatkan oleh decomposer.
Dengan demikian, dalam pengamatan ekosistem kolam dan sawah antara komponen biotic dan abiotik akan terjadi interaksi timbale balik, ini desebabkan oleh antara organisme yang satu dengan lainnya yang hidup sendiri dan saling membutuhkan. Dan setiap organisme mempunyai fungsi tersendiri di dalam ekosistem kolam dan ekosistem sawah
.
3. Pembahasan acara III
Jika kita melihat dari hasil pengamatan,tumbuhan yang ada tumbuh pada pinggir pantai jauh lebih sedikit jenisnya bila dibandingkan jenis tumbuhan yang tumbuh di hutan. Ini disebabkan oleh beberapa factor diantaranya faktor kesuburan tanah dan konsentrasi garam (salinitas), sehingga kami hanya bisa menemukan 5 jenis spesies di pinggir pantai diantaranya: Spinivex sp, Ipomea digitata, Tridax proncumben, Agerantum sp, dan satu jenis spesies yang tidak bias kami ketahui namanya sehingga kami memberikan nama Spesies A. Tujuannya yaitu untuk memudahkan kami baik dalam penulisan hasil pengamatan maupun analisis data.
Pada tabelpengamatan menununjukkan, bahwa pada plot 1 tidak ditemukan satupun tumbuhan karena dipengaruhi oleh faktor di atas yaitu faktor kesuburan tanah (unsure hara yang terkandung dalam tanah) yang kurang dan salinitas yang tinggi. Sehingga faktor tersebut tidak memungkinkan tumbuhan bisa tumbuh dan bertahan di daerah tersebut.
Pada plot 2 dan plot 3 ditemukan satu jenis spesies saja yaitu jenis Spinivex sp. Ini disebabkan karena Spinivex sp dapat tumbuh dan bertahan pada daeran yang tingkat kesuburan tanah yang kuran dan salinitas tinggi.
Pada plot 4, terdapat dua jenis spesies yaitu Spinivex sp dan Ipomea digitata. Sedangkan pada sudah banyak ditemukan jenis spesies karena daerah tersebut lebih jauh dari daerah pinggir pantai. Sehingga tingkat kesuburan tanah yang tinggi dan tingkat salinitas yang kurang bila dibandingkan dengan plot 1-4.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kajian teori, hasil pengamatan dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa, kita dapat melihat tanah yang subur atau tidak jika di dalamnya terdapat banyak caclng tanahnya. Karena kotoran-kotoran cacing itulah yang akan membentuk humus. Cacing tanah merupakan decomposer makroorganisme. Suhu da tempat tinggal dapat menetkan populasi cacing tanah.
Kemudian, ekosistem terdiri dari komponen abiotik dan komponen biotik. Adapun komponen biotik terdiri dari produsen, konsumen, sampai pada dekomposer atau pengurai. Sedangkan komponen abiotik kolam dan swah terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik yang sangat berperan dalam membentuk fotosintesis produsen.
Pada daerah pantai densitas atau kerapatan vegetasinya sangat kurang jika di bandingkan dengan daerah yang lain. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor seperti kesuburan tanah yang kurang dan salinitas yang tinggi.
Jadi secara umum dari hasil praktikum ini kita bias menarik kesimpulan bahwa semua makhluk hidup berinteraksi dangan lingkungannya.
B. Kritik Dan saran
DAFTAR PUSTAKA
- Darmono. 2001. Lingkungan Hidup Dan Pencemaran Hubungannya Dengan Tiksokologi Senyawa Logam. Jakarta : U Press
- Wardono,Seto. 2005. Lingkungan Hidup. Jakarta : Vilar Bamboo Kuning
- Soedjiran. 2001. Pengantar Ekologi. Bandung : Remajarosda Karya Offset
- Http://Bebas.Vlsm.Org/V12/Sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0145%20Bio%203-5f.Htm
- Suin, Nurdin Muhammad. 2003.Ekologi Hewan Tanah. Jakarta: Bumi Aksara
- Drs Purnomo. Dkk. 2005. Biologi. Jakarta : Sunda Kelapa Muda Pustaka
- Wikipedia Indonesia
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar